Wednesday, 5 February 2020

KEUNGGULAN PADI MSP (MARI SEJAHTERAKAN PETANI) / SERTANI

Indonesia merupakan negara agraris. Bahkan sebelum Indonesia merdeka, bangsa kita telah mengembangkan berbagai macam jenis tanaman pangan. Dari situlah menghasilkan berbagai macam bahan makanan pokok yang diolah menjadi berbagai jenis makanan. Diantara sekian banyak tanaman pangan, padi adalah tanaman yang sangat penting dalam menopang kebutuhan pangan masyarakat.

Padi yang tumbuh di Indonesia, rerata memiliki gen unggul dan jenisnya sangat banyak. Sehingga merupakan modal utama dalam pengembangan untuk melahirkan padi jenis unggul ke depannya. Dataran tropis yang kaya akan penyinaran matahari, kelimpahan air, tanah yang subur, dan ditopang berbagai macam mikroorganisme tanah merupakan sumber daya yang sangat besar untuk mencapai kedaulatan pangan bangsa Indonesia.

Bersama Prof. Surono Danu (baju merah) dalam kunjungannya ke petani MSP di Kabupaten Bojonegoro

Seorang anak bangsa, bernama Prof. Surono Danu, telah mengadakan penelitian, penyeleksian, dan persilangan padi unggul lokal. Waktu yang dibutuhkan untuk melahirkan jenis padi baru yang kemudian hari bernama MSP (Mari Sejahterakan Petani) / SERTANI adalah selama 8 tahun. Tidak hanya berhenti sampai di sini, pengembangan nomor nomor baru padi MSP / SERTANI masih terus dilakukan hingga sekarang. 

Padi MSP / SERTANI dan Inpari 33.

Padi MSP / SERTANI secara resmi dikembangkan dan dikelola oleh Komunitas Mari Sejahterakan Petani (MSP) Indonesia. Komunitas ini telah memiliki badan hukum nasional. Sampai saat ini, Komunitas MSP telah memiliki cabang di berbagai daerah. Mulai Aceh sampai papua. Tujuan komunitas ini selain untuk mengembangkan bibit unggul lokal, juga memberikan pendampingan serta edukasi seputar budidaya tanaman kepada para petani dalam upaya mencapai kedaulatan pangan.

Sistim budidaya yang tidak tepat, dapat menyebabkan tanaman yang ditanam tidak mampu menghasilkan panen yang maksimal. Bahkan keunggulan tanaman yang sedianya mampu untuk memperbaiki kekurangan jenis jenis padi yang ada sebelumnya, sama sekali tidak nampak.

Ironisnya, sebagian besar petani di Indonesia belum memiliki pengetahuan yang benar tentang budidaya tanaman. Kesalahan yang sama selalu berulang. Misalnya, dalam hal pemupukan, petani memiliki keyakinan semakin banyak pupuk kimia diberikan, semakin besar hasil yang dipanen. Padahal pupuk kimia perlu digunakan dalam takaran yang tidak berlebih. Terlalu banyak pupuk bisa memacu pertumbuhan yang abnormal sehingga tanaman mudah terserang penyakit, terganggu pada fase generative, dan sebagainya.

 

Performa Padi MSP / SERTANI di Desa Sranak Kec. Trucuk

Padi MSP / SERTANI memiliki berbagai macam keunggulan. Asal pola budidaya sesuai dengan karakter padi, yang mengikuti SOP penanaman padi MSP / SERTANI, maka potensi peningkatan hasil panen lebih mudah dicapai. Padi MSP / SERTANI memiliki bulir per malai bervariasi. Untuk MSP / SERTANI 13 rerata jumlah bulir per malai antara 250 hingga 300. Untuk MSP / SERTANI 1 bisa mencapai 600 bulir per malai. MSP / SERTANI 1 Modif dapat mencapai 350 hingga 400 bulir per malai.

Padi MSP / SERTANI memiliki ketahanan yang baik terhadap serangan hama dan penyakit. Apabila ada serangan tikus, sementara padi masih dalam fase vegetative, dimungkinkan mampu meregenerasi sel pertumbuhan dengan cepat, sehingga pemulihan padi lebih cepat dan hasil panen masih bisa tercapai sesuai dengan potensinya.

Padi MSP dipanen di Desa Sranak Kec. Trucuk

Padi MSP / SERTANI membutuhkan pupuk kimia yang relative lebih sedikit dibandingkan dengan jenis padi lainnya. Terlebih lagi jika dibandingkan dengan jenis padi hibrida. Padi ini membutuhkan unsur organic dalam system budidayanya. Sebab unsur organic mampu memicu system imunitasnya dan perkembangan sel sel secara baik. Jika kekurangan unsur organic, apalagi terlalu berlebih unsur kimia, padi MSP tumbuh tidak maksimal.

Dalam kondisi tanah yang semakin subur, potensi hasilnya semakin besar. Salah satu petani di Desa Sranak Kecamatan Trucuk Kabupaten Bojonegoro telah membuktikannya. Musim pertama mendapatkan hasil 9 ton di luasan 1,5 ha. Kemudian di musim kedua memperoleh hasil 16,164 Ton dengan panen menggunakan mesin Combine Harvester di luasan yang sama. Sekarang, di musim ketiga ini padi masih fase keluar malai. Dilihat dari performanya lebih bagus dari sebelumnya. Semoga panen kali ini dapat lebih meningkat dari yang musim lalu. (asr). 

padi msp 14 padi msp 13a padi msp 17 padi msp 9 padi msp 13 padi msp 7c padi msp 1 padi msp 04 benih padi msp 04 deskripsi padi msp jenis padi msp benih padi sertani msp 13 umur padi msp varietas padi msp surono danu sertani sertani 13 sertani 1 modif benih padi unggul lokal benih lokal


No comments:

Post a Comment